Kebutuhan Ikan Nila di KSB Tinggi, Diskan Genjot Kemandirian Produksi Lokal

  • Bagikan

ZONAMERAHNEWS.NET, Sumbawa Barat – Tingginya kebutuhan konsumsi ikan nila di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB), belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produksi lokal. Konsumsi ikan nila masyarakat Sumbawa Barat tercatat tertinggi di NTB, yaitu 54,94 Kg per kapita per tahun. Hal ini menjadikan ikan nila sebagai komoditas penting dalam mendukung asupan protein masyarakat setempat.

“Tujuan dan fokus kami saat ini mengevaluasi perkembangan budidaya ikan nila di Sumbawa Barat, mengidentifikasi tantangan dan peluang pasar, serta menyoroti peran Dinas Perikanan dalam mendukung kemandirian produksi ikan nila oleh lokal,” ungkap Kepala Dinas Perikanan Sumbawa Barat, Noto Karyono, S. Pi, M.Si, kepada awak media ini, Senin (20/10/2025).

Noto mengatakan, kondisi terkini dan dinamika pasar permintaan ikan nila untuk konsumsi sangat tinggi, sehingga menjadi peluang pasar yang besar bagi para pembudidaya.“Para pembudidaya ikan nila mulai aktif dan antusias mengembangkan usaha budidaya, karena prospek pasar yang menjanjikan,” kata Noto.

Kepala Dinas Perikanan KSB, Noto Karyono, S. Pi, M.Si,

Meski demikian, lanjut Noto, ketergantungan terhadap pasokan ikan nila dari luar daerah menurun, khususnya dari Lombok, telah menurun drastis dibandingkan dua tahun sebelumnya. Namun, produksi lokal masih belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan internal Sumbawa Barat.

“Dinas Perikanan KSB belum dapat melakukan intervensi pasar secara optimal untuk menstabilkan pasokan dan harga ikan nila. Meskipun produksi lokal meningkat, masih terdapat celah antara kebutuhan dan ketersediaan ikan nila di pasar lokal,” bebernya.

Maka dari itu, kata Noto, diperlukan evaluasi berkelanjutan untuk memperhalus strategi pengembangan budidaya dan distribusi ikan nila, karena pengembangan budidaya ikan nila berpotensi meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya lokal.

“Masyarakat mulai memahami bahwa budidaya ikan nila adalah kegiatan bisnis yang menjanjikan, bukan sekadar hobi. Dengan dukungan dan pemahaman masyarakat, diharapkan kedepan akan tercapai kemandirian produksi ikan nila di Sumbawa Barat,” cetusnya.

Selain itu, Noto mengaku, bahwa peran aktif pemerintah daerah melalui Dinas Perikanan sangat dibutuhkan untuk memperkuat ekosistem budidaya dan memastikan keberlanjutan produksi seperti, pelatihan dan pendampingan teknis untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi budidaya, serta pengembangan infrastruktur distribusi dan pemasaran agar produksi lokal dapat terserap maksimal di pasar Sumbawa Barat.

“Dinas Perikanan perlu merancang kebijakan intervensi pasar yang adaptif untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan. Pengembangan budidaya ikan nila di Sumbawa Barat memiliki prospek cerah untuk mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Namun, diperlukan sinergi antara pembudidaya, pemerintah, dan stakeholder terkait untuk mengatasi tantangan produksi dan distribusi, serta mewujudkan kemandirian ikan nila di Tana Pariri Lema Bariri ini,” tandasnya. (**)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *